Minggu, 09 Desember 2012

KARAKTERISTIK BK DI SD



Karakteristik Bimbingan di Sekolah Dasar
            Pemerintah secara formal telah memberikan dasar acuan pelaksanaan bimbingan dan konselilng di sekolah dasar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990, sbagai kelanjutan dan penyempurnaan aturan-aturan yang sebelumnya , sepeti kurikulum 1975 buku IIIC dan Pedoman Pelaksaan Bimbingan di Sekolah Dasar Tahun 1987. Hal ini dilakukan karena pelaksaan bimbingan disekolah dasar pada kenyataannya berbeda dengan pelaksaan pada sekolah menengah,baik SLTP maupun SMU terutama yang berkaitan dengan fingsi guru sebagai pembimbing.
            Beberapa factor penting yang membedakan bimbingan konseling disekolah dasar dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell (Suherman AS, 200:21-23) yaitu:
1)      Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam fungsi bimbingan;
2)      Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman diri, pemecahan masalah, dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain;
3)      Bimbingandi sekolahdasar lebih banyak melibatkan orang tua murid, mengingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di sekolahdasar;
4)      Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara unik;
5)      Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli pada kabutuhan dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta menerima kelebihan dan kekurangannya.
Program bimbingan di sekolah dasar meyakini bahwa usia sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting  dalam tahapan perkembangan anak.
            Melihat karakteristik bimbingan konseling di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dari karakteristik dan masalah perkembangan murid sekolah dasar itu sendiri. Karena itu, memahami karakteristik di sekolah dasar itu sendiri. Karena itu, memahami karakteristik murid sekolah dasar merupakan hal yang sangat penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Begitu pula sentral layanan bimbingan dan konseling akan terpusat pada pemberdayaan kualitas fungsi guru sebagai pembimbingnya.
Karakteristik Anak Berbakat
Sebagai makhluk social, anak berbakat mengalami pertunbuhan dan perkembangan yang sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat, pemikiran , sikap dan aktivitas. Ditinjau dari segi budaya anak berbakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi tingkat kebudayaan yang mereka dalam  memperoleh pengalaman budaya.
Untuk mengenali karakteristik anak berbakat dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya :
a.       Potensi
b.      Cara mengahadapi masalah
c.       Prestasi
Selain karakteristik anak berbakat juga dapat dilihat dari tanda-tanda umum dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Anak berbakat cenderung memiliki bakat istimewa yang sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak serentak, karena ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya anak usia 4 tahun dapat bemain dengan anak seusianya tetapi dalam kegiatan akademis seperti anak usia yang jauh dari usia sebenarnya. Mengapa hal ini terjadi?, hal ini terjadi karena anak berbakat cenderung mempuyai cara pemikiran yang berbeda dari teman-teman seusianya

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL



PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Pengertian Intelektual
a.pengertian intelektual menurut (mudjiran,2007:53)
adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berpikir abstrak,menalar,serta bertindak secara efektif dan efesien
b.pengertian intelektual menurut beberapa ahli:
1.Menurut azwar,1996(dalam mudjiran,2007)
Intelektual mengambarkan kecerdsan,kepintaran,ataupun untuk memecahkan problem yang dihadapi
2.menurut gunarsa,1991(dalam mudjiran,2007)
Intelektual adalah suatu kumpulan kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan dan mengamalkan dalam hubungan dengan lingkungannya dan masalah-masalah yang timbul
3.menurut lewis M Terman (dalam mudjiran,2007)
Intelektual sebagai kemampuan berpikir secara abstrak
4.menurut taylor,1956(dalam mudjiran,2007)
Intelektual sebagai suatu kumpulan trait-trait tertentu,yang dikaitkan dengan pengetahuan,pemikiran,kemampuan bertindak secara efektif dalam menghadapi situasi baru dan memanfaatkan informasi
5.menurut H.H Goddar(dalam mudjiran,2007)
Intelektual adalah tingkat pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah yang langsung dihadapi dan mengantisipasi masalah yang akan dating
6.menurut Edward Thondike(dalam mudjiran,2007)
Intelektual adalah kemempuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran dan fakta
7.menurut G.D.Stoddard(dalam mudjiran,2007)
Intelektual adalah kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: a.mengandung kesukaran
b.kompek
c.abstrak
d.ekonomis
e.diarahkan pada satu tujuan
f.mempunyai nilai social
g.berdasr dari sumbernya
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL PADA MASA REMAJA
Menurut mudjiran 2007.pada masa remaja intelektual berkembang semakin berkualitas dengan bertambahnya kemampuan remaja untuk menganalis dan memikirkan hal-hal yang abstrak,akibatnya remaja makin kritis dan berpikir baik.
Pikiran remaja sreing kali dipengaruhi oleh teori-teori dan ide sehingga menimbulkan sikap kritis dalam lingkungannya.
Remaja memiliki pola pikir khusus,yaitu:
1.timbulnya kesadaran berpikir tentang berbagai kemungkinan tentang dirinya
2.mulai memikirkan bayangan tentang dirinya pada masa yang akan dating
3.mampu memahami norma dan nilai yang berlaku dilingkungannya
4.bersifat kritis terhadap masalah yang dihadapi
5.mampu mengunakan teori-teori dan ilmu pengetahuian yang dimiliki
6.dapat mengasimilasikan fakta-fakta baru dan lama
7.dapat membedakan yang penting dan tidak penting
8.mampu mengambil manfaat dari pengalaman
9berkembanganya rasa toleransi terhadap orang lain yang berbeda pendapat dengannya
10.mulai mampu berpikir tentang masalah yang tidak kongkret seperti pilihan pekerjaan dan perkawinan
11.mulai memiliki pertimbangan-pertimbangan yang rasional
Menurut jean piaget(dalam desmita,2009)perkembangan intelektual pada masa remaja meliputi:
1.kematangan
2.pengalaman
3.asimilasi dan akomodasi
4.ekuilibrasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Menurut Ngalim Purwanto,1986(dalam mudjiran,2007)faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelektual sebagai berikut:
1.faktor pembawaan: bawaan dari gen orang tuanya dan didukung dengan pendidikan dan latihan dari lingkungan
2.faktor gizi: kebutuhan makanan yang mengadung gizi seimbang
3.faktor kematangan: semakin bertambah usia seseorang,maka intelektualnya akan bertambah sempurna
4.faktor pembentukan: pendidikan berupa latihan serta fasilitas dalam proses pembentukan
5.faktor kebebsan psikologis: remaja yang selalu diatur dan dibatasi akan menghambat perkembangan intelektualnya
Menurut Andi Mappiare(dalam mudjiran,2007)Mengemukan tiga faktor  yang mempengaruhi perkembangan intelektual remaja,yaitu:
1.bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak seseorang sehingga dia mampu berpikir selektif
2.banyaknya pengalaman dan latihan memecahkan masalah sehingga dapat berpikir proporsional
3.adanya kebebasan berpikir,menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar
KEPUSTAKAAN
Mudjiran,dkk.2007.Bahan Belajar Pendidikan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah Perkembangan Peserta Didik.Padang:UNP Press.
Desmita.2009.Psikologu Perkembangan peserta didik.Bandung:pt.remaja rosdakarya.

PROGRAM BK



PROGRAM BK

Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) menyatakan bahwa program bimbingan yang disusun dengan baik dan rinci akan memberikan banyak keuntungan, seperti :

1. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, usaha, biaya dengan menghindari kesalahan-kesalahan, dan usaha coba-coba yang tidak menguntungkan;
2. Memungkinkan siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan secara seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan bimbingan yang diperlukan;
3. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-masing dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya secara tetap; dan
4. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan siswa yang dibimbingnya.

Pendapat di atas, menekankan perlunya rumusan program bimbingan yang jelas dan sistematik. Keberhasilan dalam program yang demikian, merupakan titik awal keberhasilan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.

B.        Fungsi, Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling di Sekolah
 Adapun fungsi dari bimbingan dan konseling di sekolah yaitu :
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
4. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
5. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

Sedangkan  prinsip dan Asas bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
2. Asas-asas Bimbingan dan Konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.



C.        Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan
 Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) seperti berikut :
1. Tahap Persiapan. Langkah ini dilakukan melalui survei untuk menginventarisasi tujuan, kebutuhan dan kemampuan sekolah, serta kesiapan sekolah yang bersangkutan untuk melaksanakan program  bimbingan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan langkah awal pelaksanaan program.
2. Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah ditunjuk oleh pemimpin sekolah. Tujuan pertemuan ini untuk menyamakan pemikiran tentang perlunya program bimbingan serta merumuskan arah program yang akan disusun.
3. Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan. Panitia  ini bertugas merumuskan tujuan program bimbingan yang akan disusun, mempersiapkan bagan organisasi dari program tersebut, dan membuat kerangka dasar dari program bimbingan yang akan disusun.
4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

          Melalui empat langkah tersebut diharapkan program bimbingan itu dapat diwujudkan dengan baik.

          Di samping rumusan tentang langkah-langkah penyusunan program bimbingan sebagaimana dikemukakan itu, berikut ini dapat pula disajikan langkah-langkah penyusunan program bimbingan yang urutannya cukup sederhana, yaitu :
1. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutauhan sekolah terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan bimbingan. Pada kegiatan ini dapat dilakukan pertemuan-pertemuan dengan personel sekolah lainnya guna mendapatkan masukan (input) mengenai berbagai hal yang perlu ditangani oleh konselor.
2. Setelah data terkumpul perlu dilakukan penentuan urutan prioritas kegiatan yang akan dilakukan, dan sekaligus menyusun konsep program bimbingan yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Dalam kegiatan ini juga ditentukan personalia yang akan melaksanakan program kegiatan itu serta sasaran dari program tersebut.
3. Konsep program bimbingan dibahas bersama kepala sekolah bila perlu dengan mengundang personel sekolah untuk memperoleh balikan guna penyempurnaan program tersebut.
4. Penyempurnaan konsep program yang telah dibahas bersama kepala sekolah.
5. Pelaksanaan program yang telah direncanakan.
6. Setelah program dilaksanakan, perlu diadakan evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bilamana ada bagian-bagian yang tidak terlaksana dan seterusnya dicari faktor penyebabnya.
7. Dari hasil evaluasi program tersebut kemudian dilakukan penyempurnaan (revisi) untuk program berikutnya.

 Demikian seterusnya, sehingga terwujudlah program bimbingan yang lebih sempurna. Terciptanya program bimbingan yang baik telah merupakan sebagian dari keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling itu sendiri.

D.       Variasi Program Bimbingan menurut Jenjang Pendidikan

            Layanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (Taman Kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan tertinggi (perguruan tinggi). Secara ideal kegiatan tersebut seharusnya berkesinambungan. Meskipun demikian layanan bimbingan tersebut mempunyai penekanan-penekanan yang berbeda-beda untuk setiap jenjang pendidikan. Hal ini mengingat kebutuhan dan perkembangan anak untuk setiap jenjang pendidikan juga berbeda.
            Winkell (1991) memberikan rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menyusun program bimbingan di tingkat pendidikan tertentu, yaitu :
1. Menyusun tujuan jenjang pendidikan tertentu, seperti yang telah dirumuskan. Tujuan pendidikan di Sekolah dasar jelas berbeda dengan tujuan pendidikan di Sekolah menengah pertama, dan seterusnya.
2. Menyusun tugas-tugas perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik pada tahap-tahap perkembangan tertentu.
3. Menyusun pola dasar yang dipedomani dalam memberikan layanan.
4. Menentukan komponen-komponen bimbingan yang diprioritaskan
5. Menentukan bentuk bimbingan yang sebaiknya diutamakan seperti bimbingan kelompok atau bimbingan individual, bimbingan akademik atau bimbingan karier, dan sebagainya.
6. Menentukan tenaga-tenaga bimbingan yang dapat dimanfaatkan misalnya konselor, guru, atau tenaga ahli lainnya.

 Berdasarkan rambu-rambu tersebut program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan dengan tepat sesuai dengan karakteristiknya. Selain itu, program bimbingan hendaknya disesuaikan dengan keadaan individu yang akan dilayani.

a. Pendidikan Taman Kanak-kanak
 Taman kanak-kanak sebenarnya belum termasuk jenjang pendidikan formal dan lebih dikenal dengan pendidikan pra sekolah. Pendidikan formal terendah adalah sekolah dasar (SD). Meskipun demikian menurut Winkel (1991) tenaga- tenaga pendidikan ditaman kanakkanak juga dituntut untuk memberikan layanan bimbingan.

 Hal ini, dikuatkan dalam pedoman bimbingan dan penyuluhan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1980 Buku III C, dalam rangka pelaksanaan kurikulum Taman Kanak-Kanak 1976.

 Pelayanan bimbingan dan konseling di Taman kanak-kanak, hendaknya ditekankan pada :
• Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan keharmonisan dalam menjalin hubungan sosial dengan teman-teman sebayanya.
• Bimbingan pribadi, seperti pemupukan disiplin diri dan memahami perintah.

 Disamping itu, layanan bimbingan untuk anak taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.

BAKAT KHUSUS



BAKAT KHUSUS
(Dalam Mudjiran,2007:72-80)
Pengertian Bakat Khusus
A. Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan dari lahir
. Bakat adalah suatu bentuk kemampuan khusus,yang memungkinkan seseorang memperoleh keuntungan dari hasil pelatihannya sampai satu tingkat lebih tinggi
. Bakat merupakan suatu karakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses
B. Beberapa ahli pengertian Bakat Khusus sebagai berikut:
1.Menurut  S.C. Utami Munandar (1967)
Diartikan sebagai kemampuan bawaan,sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud
2. Menurut Kartini Kartono (1979)
Bakat adalah mencakup segala faktor yang ada pada individu sejak awal pertama dari kehidupannya yang  kemudian menumbuhkan perkembangan,keahlian, kecakapan, keterampilan khusus tertentu
3. Suganda Purbakawatja (1981)
Bakat sebagai benih dari suatu sifat, yang baru akan Nampak nyata,jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang
4. Dyke bingham(Dalam Ny. Moesano:1989)
Bakat adalah suatu kondisi atau serangkaian karakteristik dari kemampuan seseorang untuk mencapai sesuatu dengan sedikit latihan (khusus) mengenai pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon.misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan mengarang lagu dan lain-lain
5. Sarlita Wirawan Sarwono (1979)
Bakat adalah kondisi dalam diri seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai kecakapan, pengetahuan dan kerampilan khusus
Jenis-Jenis Bakat Khusus
Menurut Raven (dalam Pali, 1995)
Mengelompokkan bakat khusus seseorang sebagai berikut:
1.Bakat Pemahaman verbal
2.Kemampuan Numerikal
3. Skolastik
4.Bakat  Kerani (kesekretarian)
6. Hubungan Ruang
7. Pemahaman atau Pemakaian Bahasa
Fungsi Bakat Khusus Menurut Ny. Moesono (1979)
Dikelompokan menjadi 2 sebagai berikut:
1.Bakat Kemahiran atau Kemampuan mengenai bidang pekerjaan yang khusus.
2. Bakat Khusus tertentu yang diperlukan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan tertentu
Usaha-Usaha  Guru Untuk mengembangkan Bakat  Khusus
Hal yang harus dilakukan oleh para orang tua dan guru, antara lain berikut ini.
1.Perkaya anak dengan macam-macam pengalaman, dan membangun motivasi belajar.Dengan cara ini, anak akan dapat menemukan dimana  dia berbakat
2. Dorong atau rangsanglah anak untuk meluaskan kemampuannya.Setelah anak mengarang, anjurkan dia untuk menggambarkannya
3.Bersimpati atau bersama-sama melakukan kegiatan dengan anak
4.Berilah penghargaan atau pujian atas usaha yang dilakukannya sekecil apapun usaha tyersebut
5. Sediakanlah sarana yang memadai untuk pengembangan bakat anak